16 Personalities, MBTI, and So On

Februari 24, 2018



INFP personalities are true idealists, always looking for the hint of good in even the worst of people and events, searching for ways to make things better. While they may be perceived as calm, reserved, or even shy, INFPs have an inner flame and passion that can truly shine. Comprising just 4% of the population, the risk of feeling misunderstood is unfortunately high for the INFP personality type – but when they find like-minded people to spend their time with, the harmony they feel will be a fountain of joy and inspiration.

Assalamu’alaikum! Selama KKN kemarin, aku ketemu sama beberapa tipe orang yang cukup menggambarkan kalau emang tiap orang itu punya kepribadiannya masing-masing. Salah satu temenku pas KKN tiba-tiba nanya apa tipe MBTI ku. Tau MBTI (The Myers–Briggs Type Indicator) kan? Kalau belum tau bisa di cari sendiri ya di Google. Di sini, aku ngga ngebahas MBTI secara rinci karena emang udah banyak banget yang ngebahas itu di internet dan tentunya lebih jelas daripada kalo aku yang jelasin, hehe. Intinya, tes MBTI itu mengidentifikasi kepribadian kamu dan menggolongkannya ke salah satu dari 16 tipe kepribadian. Kalau kalian belum pernah mencoba tesnya, boleh nih dicoba di sini :

Jadi apa tipe MBTI mu? Aku sendiri seorang INFP. Penjelasan INFP menurut 16personalities.com udah ditulis di paragraf teratas. Menurut Pribadinesia.com, tipe orang INFP singkatnya seperti ini :
-          Introversion (I): INFP cenderung pendiam dan menyendiri. Mereka lebih memilih berteman dengan sedikit orang.
-          Intuitive (N): INFP cenderung melihat pada gambaran besar daripada detail. Mereka teliti pada hal yang disukai tetapi mengabaikan detail yang membosankan.
-          Feeling (F): INFP lebih banyak dipengaruhi oleh perasaan mereka daripada informasi obyektif.
-          Perceiving (P): INFP senang menjaga pilihan tetap terbuka, jadi mereka lebih sering menunda membuat keputusan untuk melihat apakah ada pilihan atau situasi yang baru. 

Apakah ada salah satu dari kalian yang satu tipe denganku? Barangkali jodoh haha. Tes MBTI ini populer banget dulu waktu aku SMA, terus waktu mata kuliah manajemen juga disuruh dosennya mencoba tes ini. Sudah beberapa kali aku mencoba tes ini dan lupa hasilnya. Sepertinya ada yang berubah sih, ngga selamanya aku jadi orang INFP.

Tes MBTI ini menuai banyak kritik dari kalangan psikolog. Menurut salah satu artikel di vice.com, tes MBTI ini dibuat bukan oleh akademisi di bidang psikologi. Tes MBTI tidak beda jauh dengan ramalan kartu tarot, tidak disusun secara ilmiah. Menurut artikel itu, tes MBTI hanya menuliskan gambaran secara umum dan hal-hal yang positif saja. Jadi, semua orang pasti menganggapnya benar karena tidak spesifik dan kalimatnya yang positif membuat kita merasa tersanjung, like ‘Why this is so true’. Kalau mau baca artikel lengkapnya, klik ini aja https://www.vice.com/id_id/article/j5g8bk/tes-kepribadian-myers-briggs-sebetulnya-cuma-omong-kosong

Dari penjelasan 16personalities.com, emang banyak banget pernyataan tentang kepribadian INFP yang cocok banget dengan kepribadianku, tapi tetap ada yang beda lah. Namanya juga Cuma prediksi, ngga akan sempurna. Mari kita lihat apakah MBTI itu sesuai dengan kita di dunia nyata. Di sini aku mau nyocokin MBTI dengan sifat asliku ya buat sampelnya wkwkwk.
INFP’s strengths :
  • Idealistic – INFPs’ friends and loved ones will come to admire and depend on them for their optimism. Their unshaken belief that all people are inherently good, perhaps simply misunderstood, lends itself to an incredibly resilient attitude in the face of hardship.
Kenyataannya : aku idealistis? Oh yes, I am. Tapi, aku ngga selalu membawa idealismeku di segala lingkungan. Sometimes you need to change your view to suits in every situation. Justru aku sering meragukan idealismeku sendiri dan goyah sehingga ingin ikut idealisme orang lan.
  • Seek and Value Harmony – People with the INFP personality type have no interest in having power over others, and don’t much care for domineering attitudes at all. They prefer a more democratic approach, and work hard to ensure that every voice and perspective is heard.
Kenyataannya : Aku ngga suka pertentangan. Aku tertarik buat baca artikel tentang konflik, bukan tertarik pada pertentanganya, tetapi tertarik untuk mencari penyebab dan solusinya, walaupun sering ngga ketemu solusinya sih wkwk. Contohnya, aku suka baca artikel tentang Korea Utara vs Korea Selatan, berharap, berandai-andai kalau akhirnya mereka bisa damai. Ketika Korea Utara dan Korea Selatan tampil satu frame di Pyeong Chang (Olimpiade Musim Dingin), senenggggg banget rasanya hati ini. Ketika denger Palestina diserang Israel, duh tersayat hati adek bang.
And yes, I believe that every voice should be heard. Ketika dalam suatu diskusi kelompok, ada seorang yang berpendapat dan dikacangin sama yang lain, sebisa mungkin aku akan bilang “eh tadi si A ngomong apa gitu”. Nah jeleknya, aku juga akan kecewa berat kalau omonganku ngga didenger sama orang.
  • Open-Minded and Flexible – A live-and-let-live attitude comes naturally to INFPs, and they dislike being constrained by rules. INFPs give the benefit of the doubt too, and so long as their principles and ideas are not being challenged, they’ll support others’ right to do what they think is right.
Kenyataannya : bener bangett aku ngga suka dibatasi aturan, that’s why aku takut jadi PNS, tapi mau ngga mau aku harus nyiapin diri buat hidup dibatasi banyak aturan. Flexible? Not so, aku orang yang lumayan susah beradaptasi, agak kaku.

Segitu dulu testimoninya. Dari empat poin di atas, keliatan bedanya ya antara apa yang dikatakan MBTI dengan aslinya. Seperti yang udah dijelasin di artikel di vice.com, MBTI hanya mengambil gambaran umum, sehingga pasti akan cocok di semua orang. Padahal, penjelasan umum itu bisa ditarik lagi lebih rinci sehingga tiap orang pasti beda rinciannya. Misal poin idealis, idealistik di bidang apa dia? Ngga semua orang idelais itu jiblek (sama persis) dengan apa yang dideskripsikan MBTI. Poin introvert misalnya, ngga sepenuhnya orang itu introvert. Ya kan? Oh I know how Introvert people are, kalian pasti pernah menjadi orang yang extrovert ketika keadaan mengharuskan.

MBTI berguna buat melihat gambaran diri kita secara umum, gambaran diri orang lain juga. Tetapi, pasti ada yang beda dari  setiap orang INFP, ENFP, ESTP, dst. Mari kita pilih baik buruknya. Melalui MBTI kamu bisa tahu kekuatanmu, tapi jangan jadikan itu sebagai kesombonganmu. ‘Ternyata INFP itu mediator ya? Wih, keren juga nih gue.’ MBTI itu tidak ubahnya seperti ramalan tarot. You guys believe it? Coba liat strengthnya, lalu lihat lagi diri kamu, bukan untuk memuji dirimu, tapi cocokkan, kamu udah seperti itu belum? Ekspresi yang harusnya keluar ketika liat strength mu adalah ‘Kok orang INFP keren, ya? Tapi kok gue cuma kek gini?’. Begitu pula ketika liat weakness kita, belum tentu itu benar. Kelemahanku menurut MBTI adalah tidak suka dengan data. Ya kalo aku disuruh memeriksa data pajak 10 tahun absolutely no! Tapi anehnya aku suka mata kuliah statistik. Aku suka tentang data yang berhubungan dengan dunia sosial.

Kesimpulannya, MBTI itu ngga salah, tapi ya nggak bener-bener juga. Jangan anggap terlalu serius lah, gawe sante wae mas mbak. Kepribadian apa yang kita miliki itu bergantung pada diri kita sendiri. Btw, aku ngadain survei kecil-kecilan di instagram, hasilnya hanya 48% followers ku yang percaya MBTI (da padahal followers kuring mung sabaraha).  Ya jadi intinya gitu lah, MBTI itu ngga perlu dipikir pusing, anggap saja hiburan dikala senggang. Sekian, maaf kalo kurang berfaedah. Hatur nuhun.

Di kala bahagia cuz I have a whole sunday to have ‘qt with myself’
Tigaraksa, Tangerang – Bintaro, Tangerang Selatan
22 – 25 Februari 2018

You Might Also Like

0 komentar