INFP personalities
are true idealists, always looking for the hint of good in even the worst of
people and events, searching for ways to make things better. While they may be
perceived as calm, reserved, or even shy, INFPs have an inner flame and passion
that can truly shine. Comprising just 4% of the population, the risk of feeling
misunderstood is unfortunately high for the INFP personality type – but when
they find like-minded people to spend their time with, the harmony they feel
will be a fountain of joy and inspiration.
Assalamu’alaikum! Selama KKN kemarin, aku ketemu sama
beberapa tipe orang yang cukup menggambarkan kalau emang tiap orang itu punya
kepribadiannya masing-masing. Salah satu temenku pas KKN tiba-tiba nanya apa
tipe MBTI ku. Tau MBTI (The Myers–Briggs Type
Indicator) kan? Kalau belum tau bisa di cari
sendiri ya di Google. Di sini, aku ngga ngebahas MBTI secara rinci karena emang
udah banyak banget yang ngebahas itu di internet dan tentunya lebih jelas daripada
kalo aku yang jelasin, hehe. Intinya, tes MBTI itu mengidentifikasi kepribadian
kamu dan menggolongkannya ke salah satu dari 16 tipe kepribadian. Kalau kalian
belum pernah mencoba tesnya, boleh nih dicoba di sini :
Jadi apa tipe MBTI mu? Aku sendiri seorang INFP. Penjelasan
INFP menurut 16personalities.com udah
ditulis di paragraf teratas. Menurut Pribadinesia.com, tipe orang INFP
singkatnya seperti ini :
-
Introversion
(I): INFP cenderung pendiam dan menyendiri. Mereka lebih memilih berteman
dengan sedikit orang.
-
Intuitive
(N): INFP cenderung melihat pada gambaran besar daripada detail. Mereka teliti
pada hal yang disukai tetapi mengabaikan detail yang membosankan.
-
Feeling
(F): INFP lebih banyak dipengaruhi oleh perasaan mereka daripada informasi
obyektif.
-
Perceiving
(P): INFP senang menjaga pilihan tetap terbuka, jadi mereka lebih sering
menunda membuat keputusan untuk melihat apakah ada pilihan atau situasi yang
baru.
Apakah
ada salah satu dari kalian yang satu tipe denganku? Barangkali jodoh haha. Tes
MBTI ini populer banget dulu waktu aku SMA, terus waktu mata kuliah manajemen
juga disuruh dosennya mencoba tes ini. Sudah beberapa kali aku mencoba tes ini
dan lupa hasilnya. Sepertinya ada yang berubah sih, ngga selamanya aku jadi
orang INFP.
Tes
MBTI ini menuai banyak kritik dari kalangan psikolog. Menurut salah satu
artikel di vice.com, tes MBTI ini
dibuat bukan oleh akademisi di bidang psikologi. Tes MBTI tidak beda jauh
dengan ramalan kartu tarot, tidak disusun secara ilmiah. Menurut artikel itu,
tes MBTI hanya menuliskan gambaran secara umum dan hal-hal yang positif saja.
Jadi, semua orang pasti menganggapnya benar karena tidak spesifik dan
kalimatnya yang positif membuat kita merasa tersanjung, like ‘Why this is so true’. Kalau mau baca
artikel lengkapnya, klik ini aja https://www.vice.com/id_id/article/j5g8bk/tes-kepribadian-myers-briggs-sebetulnya-cuma-omong-kosong
Dari
penjelasan 16personalities.com,
emang banyak banget pernyataan
tentang kepribadian INFP yang cocok banget dengan kepribadianku, tapi tetap ada
yang beda lah. Namanya juga Cuma prediksi, ngga akan sempurna. Mari kita lihat
apakah MBTI itu sesuai dengan kita di dunia nyata. Di sini aku mau nyocokin
MBTI dengan sifat asliku ya buat sampelnya wkwkwk.
INFP’s
strengths :
- Idealistic – INFPs’
friends and loved ones will come to admire and depend on them for their
optimism. Their unshaken belief that all people are inherently good,
perhaps simply misunderstood, lends itself to an incredibly resilient
attitude in the face of hardship.
Kenyataannya : aku idealistis? Oh yes, I am. Tapi, aku ngga selalu membawa idealismeku
di segala lingkungan. Sometimes you need to change your view to suits in every
situation. Justru aku sering meragukan idealismeku sendiri dan goyah sehingga
ingin ikut idealisme orang lan.
- Seek and Value Harmony – People with the INFP personality type have no interest in
having power over others, and don’t much care for domineering attitudes at
all. They prefer a more democratic approach, and work hard to ensure that
every voice and perspective is heard.
Kenyataannya : Aku ngga suka pertentangan. Aku tertarik buat baca artikel tentang
konflik, bukan tertarik pada pertentanganya, tetapi tertarik untuk mencari
penyebab dan solusinya, walaupun sering ngga ketemu solusinya sih wkwk.
Contohnya, aku suka baca artikel tentang Korea Utara vs Korea Selatan,
berharap, berandai-andai kalau akhirnya mereka bisa damai. Ketika Korea Utara
dan Korea Selatan tampil satu frame di Pyeong Chang (Olimpiade Musim Dingin),
senenggggg banget rasanya hati ini. Ketika denger Palestina diserang Israel,
duh tersayat hati adek bang.
And yes, I believe that every voice should be
heard. Ketika dalam suatu diskusi kelompok, ada seorang yang berpendapat dan
dikacangin sama yang lain, sebisa mungkin aku akan bilang “eh tadi si A ngomong
apa gitu”. Nah jeleknya, aku juga akan kecewa berat kalau omonganku ngga
didenger sama orang.
- Open-Minded and Flexible – A live-and-let-live attitude comes naturally to INFPs, and
they dislike being constrained by rules. INFPs give the benefit of the
doubt too, and so long as their principles and ideas are not being
challenged, they’ll support others’ right to do what they think is right.
Kenyataannya : bener bangett aku ngga suka dibatasi aturan, that’s why aku takut jadi
PNS, tapi mau ngga mau aku harus nyiapin diri buat hidup dibatasi banyak
aturan. Flexible? Not so, aku orang
yang lumayan susah beradaptasi, agak kaku.
Segitu dulu testimoninya. Dari empat poin di atas, keliatan bedanya ya
antara apa yang dikatakan MBTI dengan aslinya. Seperti yang udah dijelasin di
artikel di vice.com, MBTI hanya
mengambil gambaran umum, sehingga pasti akan cocok di semua orang. Padahal, penjelasan
umum itu bisa ditarik lagi lebih rinci sehingga tiap orang pasti beda
rinciannya. Misal poin idealis, idealistik di bidang apa dia? Ngga semua orang
idelais itu jiblek (sama persis) dengan apa yang dideskripsikan MBTI. Poin
introvert misalnya, ngga sepenuhnya orang itu introvert. Ya kan? Oh I know how Introvert people are, kalian pasti pernah menjadi orang yang extrovert ketika keadaan mengharuskan.
MBTI berguna buat melihat gambaran diri kita secara umum, gambaran diri
orang lain juga. Tetapi, pasti ada yang beda dari setiap orang INFP, ENFP, ESTP, dst. Mari kita
pilih baik buruknya. Melalui MBTI kamu bisa tahu kekuatanmu, tapi jangan
jadikan itu sebagai kesombonganmu. ‘Ternyata
INFP itu mediator ya? Wih, keren juga nih gue.’ MBTI itu tidak ubahnya
seperti ramalan tarot. You guys believe
it? Coba liat strengthnya, lalu
lihat lagi diri kamu, bukan untuk memuji dirimu, tapi cocokkan, kamu udah seperti
itu belum? Ekspresi yang harusnya keluar ketika liat strength mu adalah ‘Kok orang
INFP keren, ya? Tapi kok gue cuma kek gini?’. Begitu pula ketika liat weakness kita, belum tentu itu benar.
Kelemahanku menurut MBTI adalah tidak suka dengan data. Ya kalo aku disuruh
memeriksa data pajak 10 tahun absolutely
no! Tapi anehnya aku suka mata kuliah statistik. Aku suka tentang data yang
berhubungan dengan dunia sosial.
Kesimpulannya, MBTI itu ngga salah, tapi ya nggak bener-bener juga. Jangan anggap
terlalu serius lah, gawe sante wae mas
mbak. Kepribadian apa yang kita miliki itu bergantung pada diri kita
sendiri. Btw, aku ngadain survei kecil-kecilan di instagram, hasilnya hanya 48%
followers ku yang percaya MBTI (da padahal followers kuring mung sabaraha). Ya jadi intinya gitu lah, MBTI itu ngga perlu
dipikir pusing, anggap saja hiburan dikala senggang. Sekian, maaf kalo kurang
berfaedah. Hatur nuhun.
Di kala bahagia cuz I have a whole sunday to have ‘qt
with myself’
Tigaraksa, Tangerang – Bintaro, Tangerang Selatan
22 – 25 Februari 2018
- Februari 24, 2018
- 0 Comments